Tuesday, May 15, 2007

Islam's Royal Family Bagian 4

Islam's Royal Family Part 4: ALI vs AISHA
http://answering-islam.org/Silas/rf4_ali_aisha.htm

Atau kalau mau baca dari situs Islam sendiri ttg Ali vs Aisha dgn lebih mendetil dlm :
http://www.al-islam.org/restatement/61.htm

Terjemahan dlm bahasa Indonesia didapatkan dari :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=10848

[QURAN 49.9] Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

[49.10] Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat
.[2]

PERANG SAUDARA : ALI vs Al Zuhayr & Talha + Aisha

Sahih Bukhari 7.458:
Diriwayahkan Abu Bakra:

….."Darah, harta benda dan kehormatan kalian adalah suci bagi kalian semua…. Kalian akan menjumpai TUhan kalian dan IA akan bertanya pada kalian ttg perbuatan kalian. Hati2 ! Jangan kalian sesat dgn saling memenggal leher kalian.." [3]

TOKOH2 KUNCI

ALI — lihat Bab 2, 3 & 5 dari serial tulisan ini. Selama masa Muhamad, Ali telah menuduh Aisha berzinah (walau Aisha akhirnya terbukti tidak bersalah). Dlm bab ini, ia nampak menghadapi tantangan sesame Muslim terhdp kalifatnya. Ia dgn susah payah mencari pengikut, menghadapi fitnah dan kesulitan memulihkan wibawanya karena dipercaya terlibat dlm pembunuhan Kalif pendahulunya, Usman.

Vs

AISHA
— masihkah perlu diperkenalkan ? Karena dendamnya yg terus menyala terhdp Ali (akibat tuduhan zinah itu), ia memimpin pasukan melawan pasukan Ali dlm Perang Onta (Perang Jamal).
Ini hadisnya ttg tuduhan zinah terhdp Aisha :
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt. html

AL-ZUBAYR & TALHA — Muslim2 terkemuka, teman2 dekat Muhamad, keduanya tidak suka pada Ali. Mereka dipaksa bersumpah setia kpd Ali, namun akhirnya memerangi Ali dgn berpihak pada Aisya.

MUAWIYAH– Lebih jelasnya dlm Bab 5.
Ali vs Muawiyah
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=9754


LATAR BELAKANG

Medinah, 722M/32AH : tiga kelompok Muslim (orang Mesir, Basra & Kufa –Basra & Kufa kini terdapat di Irak), berbaris menghadapi Usman di Medinah dan berakibat pada terbunuhnya Usman. Anehnya, masing2 kelompok Muslim diatas mendukung masing2 “Sahabat” yg ingin menjadi Kalif. Kaum Mesir mendukung Ali, orang Basra ingn Talha dan orang Kufa ingin Zubayr. Jelas diantara merekapun, tidak ada keserasian.

Setelah terbunuhnya Usman, masy Muslim mulai bingung mencari pemimpin baru. Akhirnya di Medinah, ALI diangkat jadi Kalif.
...

Kemudian, masing2 kelompok Muslim mulai menyatakakan dukungan (janji setia) kpd Ali. Tetapi proses ini tidak berjalan dgn mulus…..

Dari the History of Tabari, Volume 16, [4]

Lalu mereka membawa Sa’d, dan Ali mengatakan, “Berikan dukunganmu,” Namun ia jawab, “Saya tidak akan melakukannya sebeklum rakyat memberikannya, tetapi percayalah, tidak ada yg perlu kau khawatirkan dariku.” Ali mengatakan, “Biarkan ia pergi.” Lalu mereka membawa Ibn Umar, dan Ali mengatakan, “Berkan dukunganmu.” Dan ia menjawab, saya tidak akan melakukannya sebelum rakyat memberikannya.” “Bawa saya seorang penjamin,” kata Ali padanya. “Saya tidak melihat alasan mengapa,” jawab Ibn Umar. “BIARKAN SAYA POTONG KEPALANYA,” kata al-Ashtar, yg dijawab oleh Ali, “Jangan, biarkan dia ! Saya yg akan jadi penjaminnya. Saya tahu; sbg lelaki dewasa kau sama kasarnya dgn ketika kau masih anak2.” (page 4).

Catatan: Ibn Umar adalah putera Kalif kedua - Umar.

… Lalu ia memanggil al-Zubayr dan Talhah. Ia mengundang mereka utk memberikan dukungan mereka padanya, tetapi Talhah menunda. Sambil menarik pedangnya, Malik al-Ashtar kemudian mengatakan, “Demi Allah! Sebaiknya kau memberikan dukunganmu, atau saya akan MEMENGGAL KEPALAMU.” “Tidak ada jalan keluar dari sini,” kata Talhah dan ia memberkan dukungannya, yg kemudian diikuti dgn al-Zubayr dan lain2…… Beberapa waktu kemudian mereka menjelaskan, “Kami hanya melakukannya karena ingin menyelamatkan nyawa kami, karena kamu tahu, ia (ALI) tidak akan pernah memberikan dukungannya pada kami.”

Talhah mengatakan, “Saya memberikan janji setia dgn pedang diatas kepala saya.” …. Rakyat memberikan janji setia kpd Ali di Medinah, tetapi tujuh lelaki hati2 dan tidak menyatakan kesetiaan mereka padanya. Mereka itu adalah Sad Waqqas, Ibn Umar, Suhayb, Zayd Thabit, Muhammad Maslamah, Salamah Waqsh, dan Usamah Zayd. (page 9).

Kutipan2 diatas menunjukkan bahwa, bahkan Muslim2 yg paling tua dan terhormatPUN, keberatan atas Ali.

Nah, setelah Ali susah payah menuntut janji setia pada pengikutnya dan akhirnya menjadi Kalif, PROBLEMA lain masih menunggunya. Kelompok2 Muslim yg bekerja sama utk mendepak Usman, masih lalu lalang di Medinah. Mereka spt domba tanpa penggembala dan ingin membereskan persoalan, sesuai dgn keinginan mereka...

Orang Mesir mengatakan, “Terserah kalian, rakyat Medinah. Demi Allah, kami berikan kalian dua hari ! Kalau kalian tidak membereskannya (??tidak jelas, apa yg dimaksudkan disini), besok kami akan membunuh Ali, Talhah, dan al-Zubayr dan banyak lagi orang2 lain.” Penduduk menghadap Ali dan mengatakan, “Kami memberikanmu janji setia kami, karena kau melihat apa yg terjadi dgn Islam dan berapa banyak penderitaan kami dibawah para anggota keluarga.” ["anggota keluarga" = hasil nepotisme Usman]. (hal 13).

Jadi, Ali menjadi Kalif dan para Sahabat dan penduduk menuntut keadilan atas pembunuhan Usman. Namun, pembunuh2 itulah yg saat ini memegang kekuasaan.

Lalu, ketika Ali masuk ke rumahnya, Talhah dan al-Zubayr bersama dgn beberapa Sahabat, mengatakan: “Ali! Kami sudah memutuskan agar hukuman Allah diberlakukan. Orang2 ini berpartisipasi dlm kematian Usman dan oleh karena itu tidak berhak atas nyawa mereka.” “Teman2 saya,” jawab Ali, “Saya tahu apa yg kalian tahu, tetapi bgm saya dapat mengatasi orang yg memerintah kami dan bukan kami yg memerintah mereka ? Budak2 kalian sendiri memberontak dgn mereka, dan kaum Badui kalian bergabung dgn mereka. Mereka hidup bersama kalian, memaksakan kehendak mereka. Nah, dapatkan kalian melihat cara utk mencapai apa yg kalian mau ?” “Tidak,” kata mereka, “Betul,” jawab Ali. ... sebelum rakyat tenang dan kembali berpikir sehat, baru segala tuntutan bisa dibereskan. Berhentilah mengeluh pada saya … ” (hal 1.

Namun tidak semua Sahabat yg setuju dgn pendekatan Ali yg nampaknya tidak terburu2 menjatuhkan keadilan terhdp para pembunuh Usman.

Waktu berlangsung dan Ibn Abbas, (orang yg menuntut warisan Muhamad dan mengutuk Ali ketika tidak mendapatkan apa2), mengunjungi Ali. Abbas sudah menasehatkan Ali utk meninggalkan kota sebelum tewasnya Usman, tetapi Ali telah menolak nasehatnya...

Ibn Abbas mengatakan : “Apa yg seharusnya kau lakukan adalah pergi ke Mekah saat orang itu dibunuh atau bahkan sebelum itu, masuk rumahmu dan kunci pintumu. Maka, orang Arab yg marah akan mencari dukunganmu. Namun kini, ada diantara clan Umayyad [clan Usman], yg menyetujui pembalasan atas kematian Usman, yg mengatakan bahwa kau mengambil bagian dlm pembunuhannya itu. Mereka akan menyampaikan tuntutan sama dgn tuntutan orang Medinah … (hal 21).

Tokoh lain dlm tragedy Muslim ini adalah MUAWIYAH (gubernur Syria). Ia menunggu dibelakang layar dgn tenang meninjau kearah mana politik Muslim ini. Ibn Abbas meramalkan peran Muawiyah kpd Ali ...

“Kau tahu bahwa Muawiyah dan sekutu2nya adalah orang2 yg hanya peduli dgn hal duniawi,” kata Ibn Abbas, “dan kalau kau memberikan mereka jabatan, mereka tidak peduli siapa yg menjadi pemimpin mereka. ... Namun Ali tidak mengacuhkan nasehatnya dan mengatakan kpd Ibn Abbas, “Pergi ke Syria! Kau saya tunjuk jadi gubernur.” “Ini bukan keputusan baik,” jawab Ibn Abbas. “Muawiyah adalah pemimpin Banu Umayyah. Ia adalah putera dari adik ayah Usman (keponakan Usman) dan gubernur Syria. Saya tidak akan selamat dari upayanya memenggal leher saya sbg pembalasan atas Usman. Atau paling sedikit ia akan melempar saya ke penjara.” “Mengapa ?” Ali bertanya. “Karena kau dan saya berhubungan saudara, dan karena apa yg dituduhkan padamu, juga dituduhkan pada saya” kata Ibn Abbas ...(page 22).

Ali mulai panik, sadar bahwa Sahabat yg tidak menyukai dirinya akan menganggap dirinya bertanggung jawab atas pembunuhan Usman. Kini ia mencoba menyalahkan orang lain dan mengalihkan perhatian dari dirinya.

“Ali mengatakan … Demi Allah! Kami tahu bahwa mereka [Talha dan al-Zubayr] adalah orang2 yg membunuh Usman.” (hal 23).

… “Demi Allah! Saya akan memberikannya [Muawiyah] tidak lain dari PEDANG.” (page 24).

Demikianlah latar belakangnya, hampir kesemua tokoh kunci telah diperkenalkan kpd anda. Anda lihat bahwa masing2 faksi terpecah2. Ada yg memberikan janji setia, ada yg menariknya kembali, sementara rakyat semakin getol menyerukan keadilan (baca : pelampiasan dendam). Saat ia memerintah, Usman tidak disukai, tetapi setelah mati, ada saja orang yg menuntut keadilan. Muslim2 pertama ini memang merepotkan.



Papan catur sudah dipersiapkan. Masing2 siap pada posisinya. Talha dan al-Zubayr diijinkan meninggalkan Medinah. Dan karena janji setia mereka kpd Ali memang tidak tulus, maka mereka mengumpulkan pasukan utk melawan Ali.

Utk menghadapi mereka, Ali kemudian muncul didepan pengikutnya dan berpidato ... “Talhah dan al-Zubayr DAN UMMUL MUKMININ [AISHA] bergabung utk menantang kekuasaan saya dan menyerukan kpd rakyat utk melawan saya… (hal 34).

Belum lagi selesai, Ali mendapatkan satu lagi musuh : Ibn Umar (putera Umar), Muslim yg sangat populer dan dihormati secara luas BERGABUNG DGN MUAWIYAH !

Jadi : Ali vs Al Zubayr + Talhah + Aisha + Muawiyah (+Ibn Umar) … singkatnya : Muslim vs Muslim. Sedap !

AISHA

Tapi pukulan terbesar datang dari Aisha, wanita yg paling dicintai dan dihormati dlm Islam, kini secara terbuka menantang Ali. Di Mekah, ia berpidato berapi2, membakar semangat Muslim, menuntut keadilan dan balas dendam. Ia juga menuduh Ali terlibat dlm pembunuhan Usman.

Anehnya, Aisha sendiri tidak terlalu suka Usman. Aisha bahkan menentang Usman secara terbuka, selama masa pemerintahnya. Malahan, ia setuju dgn terbunuhnya Ali...

Umm Kilab mengatakan kepadanya [Aisha], ‘Demi Allah! Bagaimana mungkin bahwa kau yg pertama yg paling suka menusukkan pisau kedlm Usman, kini mengatakan “Bunuh Na’thal, karena ia telah menjadi kafir.” (hal 52, 53). [Na’thal adalah julukan menghina bagi Usman, yg berarti “hyena”].

Jadi Aisha, seorang oportunis licik, menggunakan kesempatan ini utk melawan Ali. Dendamnya terhdp Ali karena pernah menuduhnya berzinah, kali ini bisa ia lampiaskan. Sbg akibat provokasi Aisha, clan Umayyad di Mekah mendukungnya melawan Ali. Talha, Zubayr, dan clan2 lain mengikutinya.



Akhirnya, perang baru dlm sejarah Islam dimulai kembali. Ali berbaris menuju Basra dan Aisha dan pasukannya menemuinya. Kedua pasukan mereka sampai berjumlah puluhan ribu.

PERANG ONTA/ PERANG JAMAL/PERANG BASRA

Tempat : dekat Basra, 656M. Ini perang yg sangat sengit. Kedua pihak sama kuatnya. Aisha terus membakar semangat pengikutnya dan orang2 Ali bertempur spt singa. Mereka sama2 bengis dan keras. Hari itu mereka tidak takut mati. Akhirnya, perhatian beralih kpd Aisha. Ia duduk dalam tenda diatas ontanya (‘howdah’), memanas2i pasukannya. Orang2 Ali pelan2 mendekatinya namun orang2 Aisha melindunginya. Namun orang2 Ali lebih kuat dan membunuh lawan mereka. Akhirnya, howdahnya Aisha penuh dgn panah dan hampir membunuh Ummul Mukminin. Akhirnya, onta Aisha digantung; pengikutnya kalah. Dan Zubayr & Talha tewas dlm pertempuran.

PS : http://en.wikipedia.org/wiki/Amr_ibn_Jarmouz Quote:
Seseorang bernama Amr ibn Jarmouz membunuh Zubair SAAT SEDANG SOLAT !!!

ahhhh ... damainya Islam !


Korban yg jatuh sangat tinggi … Sekitar 10.000 Muslim mati ditangan sesama Muslim. Setengahnya dari Ali dan setengahnya dari Aisha …. Dlm pertempuran ronda pertama, 5000 orang Basra tewas dan dlm ronda kedua, 5000 tewas, shg jumlah korban adalah : 10.000 orang Basra dan 5.000 orang Kufa. (hal 164).

Menurut situs Islam http://www.ismaili.net/histoire/history03/history339.html
Ada sejarawan yg mengatakan 16.796 Muslim dari pasukan Aisha tewas dan 1.070 dari pasukan Ali.

Aisha akhirnya mengalah kpd Ali. Ali memperlakukannya dgn baik dan mengirimkannya ke Medinah, dibawah kurungan rumah. Ali masih sudi memaafkannya sampai orang2 yg mengejeknya dihukumnya. Aisha wafat pada usia 63.

Satu hal interesan : Ali mengangkat Muhamad b. Abi Bakr sbg gubernur Mesir (hal 184, 187). Muhamad b. Abi Bakr adalah salah seorang pembunuh Usman. Nampaknya, para pembunuh memang tidak mendapat ganjaran sepantasnya, shg kecurigaan terhdp Ali semakin meningkat. Jelas, bahwa pembunuhan Usman merupakan awal agresi Muslim vs Muslim




DISKUSI

Lihatlah Buah Hasil Islam. Darah pengikut menderas di gurun pasir. Para pemimpin Islam, Sahabat2 terdekat (Radi Allahu Anhu) dan keluarga Muhamad sendiri merupakan awal pertumpahan darah ini. Bukannya mereka saling mengarahkan, memperkuat dan memakmurkan sesama Muslim dibawah naungan mereka, mereka malah dijadikan korban. Sang Ummul Mukminin "radhiyallahu anhum ajmain" memakan anak2nya sendiri !

PS : Aisha sendiri melanggar aturan Quran :
http://www.shiachat.com/forum/lofiversion/index.php/t60150.html
[33.33] dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu ...

Inilah “Royal Family” Muhamad. Mereka yg paling mengetahu isi Quran dan Muhamad luar-dalam, malah membawa bibit2 menghancurkan dlm Islam. Puluhan ribu pengikut mati. Para gembala telah menjerumuskan pengikut mereka.

Kalau Islam memang benar2 dari Tuhan, kalau Islam memang memiliki sejengkalpun nilai2 spiritual, bukankah Muslim2 ini mematuhi ajaran Muhamad utk tidak saling membunuh ? (Dan sebaliknya hanya membunuhi kafir saja ?)

Malah dalam satu generasi setelah matinya Muhamad, Muslim sudah saling cakar mencakar … dan ceritanya tidak selesai disini…. Sama sekali tidak. Bibit Islam sedang mengakar dalam hati para pengikutnya dan pesta Setan berikutnya masih akan menyusul. Lihat bab berikutnya !
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=9754

---------------------------------------

REFERENCES

2) The Nobel Quran, translated by Dr. Muhammad Taqi-ud-Din Al-Hilali and Dr. Muhammad Muhsin Khan, published by Maktaba Dar-us-Salam, PO Box 21441, Riyadh 11475, Saudi Arabia, 1994

Atau lihat :
http://www.hashkalionline.de/qurani/indonezian/sura49.html

3) Bukhari, Muhammad, “Sahih Bukhari”, Kitab Bhavan, New Delhi, India, 1987, translated by M. Khan

4) al-Tabari, "The History of al-Tabari", (Ta'rikh al-rusul wa'l-muluk), State University of New York Press 1993


No comments: