Tuesday, May 15, 2007

Islam's ROYAL FAMILY

ISLAM’S ROYAL FAMILY (bagian 1-6)
by Silas
http://answering-islam.org/Silas/rf1_mhd_wealth.htm

http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=10144
BAGIAN PERTAMA: KEKAYAAN MUHAMAD
FATIMA, ALI, AND IBN ABBAS

PENDAHULUAN


Kalau Islam memang benar, bgm pengaruhnya terhdp Sahabat2 terdekat dan orang2 yg paling dicintai Muhamad ? Bagaimana Muslim2 yg paling diridhoi Islam ini bertindak menangani masalah2 spiritual ataupun kenegaraan ? Mari kita lihat.

Hadith of Sahih Bukhari, 2.428: [3]
Narrated 'Uqba bin 'Amir:

"... Demi Allah! Saya tidak takut bahwa setelah kematian saya, kalian akan memuja [dewa] lain selain Allah, tetapi saya khawatir kalian akan saling sengketa demi hal2 duniawi."


TOKOH2 KUNCI

ABU BAKAR – Kalif pertama Darul Islam dan yang pertama dari keempat
“rightly guided” Kalif. Ia menjadi Kalif setelah kematian Muhamad, sahabat terdekat Muhamad. Ia adalah ayah Aisha, pengantin paling muda Muhamad ( http://answering-islam.org/Silas/childbrides.htm [4]). Dgn perang, Abu Bakr memulai Darul Islam, padahal ia hanya berkuasa selama dua tahun. Ia wafat setelah itu.

UMAR – Kalif kedua. Sahabat terdekat kedua Muhamad. Ia berkuasa selama 12 tahun. Lewat serangan2nya terhdp negara2 non-Islam, ia memperluas kekuasaan Islam.

ALI – menantu Muhamad yg menikah dgn Fatima, puteri Muhamad. Ali juga jago perang. Ali adalah keempat dari the “rightly guided Caliphs.” Ali berputera dua :
Hasan dan Husein.

FATIMAH – salah seorang puteri Muhamad, menikah dgn Ali. Ia mati 6 bulan setelah matinya Muhammad.

IBN ABBAS – sepupu Muhamad. Ia menjadi salah seorang pakar Islam terbesar.
The “Reliance of the Traveler” [5] menyatakan bahwa ia meriwayahkan 1660 hadis, menyumbang banyak bagi exegesis (penjelasan) Quran dan Kalif Umar sering menggunakannya bagi urusan hukum.


LATAR BELAKANG

Lewat ancaman, intimidasi dan pemerasan terhdp suku2 negara tetangga, Muhammad mengumpulkan harta luas. Tapi ia tidak hidup foya2. Ia sangat berdisiplin dgn menggunakan kekayaannya bagi keperluan pengikutnya yg miskin dan berperang melawan NON-Muslim. Sebelum mati, Muhamad menyatakan bahwa ia akan mengikuti langkah nabi2 terdahulu dan TIDAK akan meninggalkan warisan kpd keluarganya. Kekayaannya TIDAK boleh dibagikan kpd para anggota keluarga, namun harus disalurkan spt biasanya, kecuali bagi keperluan finansial isteri2 dan budak2nya.

Muhamad mati dan Abu Bakar diangkat jadi pemimpin dan pada detik itu juga timbullah taktik2 persekongkolan.

Sejumlah anekdot dibawah ini diambil dari “Kitab al-Tabaqat al-Kabir, (Book of the Major Classes), Volume 2, by Ibn Sa’d, pages 391 – 394: [6])

WARISAN NABI DAN HARTA BENDA YG DITINGGALKANNYA
Rasulullah mengatakan, “Dinar dan dirham (uang) tidak boleh dibagikan diantara para pewaris, apa yg saya tinggalkan dimaksudkan bagi zakat setelah dikurangi keperluan sehari2 isteri2 dan budak2 saya. (pages 391, 392).

Fatimah datang kpd Abu Bakr dan menuntut bagian warisannya. Al-Abbas datang kpdnya dan meminta bagian warisannya. Ali datang dgn mereka. Abu Bakr menjawab, “Rasululah mengatakan, “Kami tidak meninggalkan warisan, apa yg ditanggalkannya adalah utk sadaqah.” …

Ali kemudian menanggapi, “Sulayman mendapat warisan dari Daud dan Zakariah memberikan warisan kpd Yohanes Pembaptis !)’”. Abu Bakr mengatakan, “Memang begitulah ketentuannya. Demi Allah! Kau tahu apa yg saya tahu.” Ali menjawab, “Ini buku Allah yg berbicara.” Lalu mereka berdiam dan kembali ke tempat masing2. (page 393).



Abu Bakr mengatakan, “Rasulullah mengatakan, “Kami tidak meninggalkan warisan. Yg kami tinggalkan akan diberikan bagi sadaqah. Anggota keluarga Muhamad akan mendapat bagian dari uang ini. Demi Allah! Saya tidak akan merubah distribusi sadaqah Rasulullah. Saya akan membagikannya sesuai dgn perintah Rasulullah. Jadi Abu Bakr menolak utk memberikan apapun Fatimah. Akibatnya, Fatimah marah dgn Abu Bakr. Ia tidak berbicara padanya sampai ia mati. Fatimah mati 6 bulan setelah matinya rasulullah. (page 392)

Hadis2 Sahih Muslm, [7], juga menyatakan yg sama dlm :
Sahih Muslim, Book 019, Number 4355, dan Sahih Muslim Book 019, Number 4351:

Abu Bakr kemudian mati dua tahun setelah menjadi Kalif dan setelah itu UMAR menjadi kalif. Namun Ali dan Ibn Abbas tidak pernah berhenti mempersoalkan warisan : mereka tetap ingin uang mereka. Sahih Muslim mendetilkan konflik ini …

Sahih Muslim, Book 019, Number 4349:

Abbas mengatakan (kpd Umar): Panglima Kaum Beriman, putuskanlah (perselisihan) antara saya dan pembohong berdosa, pengkhianat dan tidak jujur ini … (baca : ALI) 'Umar mengatakan: Tunggu dan bersabarlah. Tidakkah kalian tahu bahwa Rasulullah mengatakan bahwa :" Kami (nabi2) tidak memiliki pewaris dan apapun yg kami tinggalkan adalah buat sedekah" ?

… (Lalu) Umar mengutip ayat Quran :"Apa yg diberikan Allah kpd rasulNya dari (harta benda) rakyat perkotaan adalah bagi Allah dan rasulNya"…. Umar melanjutkan: Rasulullah mendistribusikan kpd kalian harta benda yg ditinggalkan Banu Nadir (setelah mereka diserang & dijarah Muslim) ... Rasulullah menggunakan penghasilan ini utk menutupi belanja tahunannya dan apa yg tersisa akan disimpan di Bait-ul-Mal.

… Ketika Rasulullah mati, Abu Bakr menjadi penerus Rasulullah. Kalian berdua datang utk menuntut bagian kalian dari harta yg ditinggal Rasulullah. (Merujuk kpd Hadrat 'Abbas), Umar mengatakan: Kau menuntut bagianmu dari keponakanmu, dan ia ('Ali) menuntut bagian harta benda ayah isterinya.

Abu Bakr tidak mengijinkannya dan kalian menganggapnya seorang pembohong, pendosa, pengkhianat dan tidak jujur. ... Ketika Abu Bakr mati, saya menjadi penerus Rasulullah dan Abu Bakr, dan kalian menganggap saya pembohong, pendosa, pengkhianat dan tidak jujur….Kalau kalian mau, maka syaratnya adalah kalian harus patuh kpd perjanjian dgn Allah bahwa kalian akan menggunakannya sesuai dgn apa yg dilakukan Rasulullah (bagi sedekah)… Kalau tidak, kembalikan harta benda itu kpd saya.


Sahih Muslim, Book 019, Number 4354:

… Hadiah zakat bagi Medinah diberikan 'Umar kpd 'Ali dan Abbas, namun 'Ali memegang harta benda itu sbg harta benda eksklusifnya. Dan harta benda yg didapatkan dari Khaibar dan Fadak (baca : dari hasil jarahan terhdp Khaibar dan Fadak) dipegang 'Umar sendiri dan mengatakan: Ini adalah pemberian Rasulullah. Ini akan digunakan utk melunasi segala tanggung jawab dan segala hal darurat. Dan managemen mereka harus dlm tangan mereka yg menangani urusan (negara Islam). Periwayah mengatakan: Mereka dipergunakan dgn demikian sampai hari ini.

Sunan Abu Dawud, [8], menambahkan hal2 berikut…
Sunan Abu Dawud, Book 19, Number 2961:

Diriwayahkan Umar ibn al-Khattab:

Malik ibn Aws al-Hadthan mengatakan: Umar mengatakan bahwa Rasulullah menerima tiga hal bagi dirinya sendiri secara eksklusif : (harta) Banu an-Nadir, Khaybar dan Fadak. Harta benda Banu an-Nadir dipegang utk keperluan darurat, Fadak bagi pelancong dan Khaybar dibagikan Rasulullah dlm tiga bagian: dua bagi Muslim dan satu bagi keluarganya. Jika ada yg tersisa dari uang bagi keluarganya, ia akan membagikannya antara para Emigran miskin.

Dan “The History of Tabari” [9] juga memberikan data2 yg bertentangan…

Fatimah dan al-Abbas datang pada Abu Bakr menuntut bagian warisan mereka. Mereka menuntut tanah Rasulullah di Fadak dan bagiannya dari harta Khaybar. Abu Bakr menolak. Fatimah memusuhinya dan tidak bicara dgnnya sampai ia mati. Ali menguburnya pada malam hari dan tidak mengijinkan Abu Bakr menghadiri pemakamannya. Ketika Fatimah masih hidup, Ali dihormati rakyat. Setelah isterinya mati, perhatian mereka berpaling darinya. Seorang lelaki bertanya kpd al-Zuhri, “Apakah Ali tidak memberikan sumpah setianya selama enam bulan ?” “Tidak, dan tidak seorangpun dari Banu Hashim melakukannya kecuali setelah Ali memberikan sumpah setianya,” katanya. (pages 196, 197).

Note 1 menyatakan: “Ini adalah langkah pertama dan paling penting yg diambil Abu Bakr dan Umar dlm upaya mereka mendepak Banu Hashim dan khususnya Ali dari kekuasaan prerogatif dlm kepemimpinan Muslim. Menuntut warisan berdasarkan hubungan keluarga ini membuka pintu bagi hak Ali sbg pewaris (tahta Islam). Pemasukan dari kedua sumber ini berjumlah sangat besar dan akan memberikan sokongan (financial) besar kpd Ali.


KESIMPULAN

1) Sebelum mati, Muhammad mengatakan tidak akan meninggalkan warisan kpd keluarganya.

2) Ini juga yg dilakukan Abu Bakr. Namun Ali dgn benar mengatakan bahwa Muhamad SALAH karena Quran sendiri menyebut contoh nabi2 yg meninggalkan warisan kpd putera2 mereka (David kpd Solomon, Zechariah kpd John the Baptist).

Akibatnya : konfrontasi Fatima dgn Abu Bakr. Fatima benci Abu Bakr dan Ali benci Abu Bakr. Ali kemudian berbaikan dgn Abu Bakr, tidak karena ia merasa ini hal baik, tetapi karena ia kehilangan pamor setelah isterinya mati dan inilah satu2nya cara utk menjadi favorit kembali.

3) Isteri2 Muhamad, kecuali Aisha, juga menuntut bagian mereka. Tapi mereka dihentikan oleh Aisha yg mengatakan bahwa tidak ada warisan bagi sanak keluarga.

4) Setelah Abu Bakr mati, Ali dan Abbas melanjutkan tuntutan mereka kpd Umar. Ali dan Ibn Abbas bentrok ttg siapa yg harus mendapatkan uang itu. Abbas mencap Ali seorang “pembohong pendosa, pengkhianat, tidak jujur!” Umar menegur keduanya dan mengatakan bahwa mereka pernah juga mengira Abu Bakr sbg “pembohong pendosa, pengkhianat tidak jujur” ! Umar mengatakan didepan muka mereka, bahwa mereka juga mengira dirinya sbg “pembohong pendosa, pengkhianat, tidak jujur” ! Tapi, karena tekanan, kemarahan mereka, Umar menyerah dan memberikan mereka bagian dari kekayaan Muhammad!

DISKUSI

Lihatlah sifat2 yg tercermin dari kelakuan keluarga Muhamad mulai dari detik kematiannya:

1) SIFAT RAKUS
2) SIFAT BENCI


Tapi interesan bahwa Ali, saat konfrontasi dgn Abu Bakr mengatakan bahwa Muhamad sendiri lupa isi Qurannya bahwa NABI2 TELAH MEWARISKAN KEKAYAAN MEREKA KPD PUTERA2 MEREKA. Lihat. Surat 27:16 & 19:6. Ali mengatakan kpd kelompok yg berkumpul dan membuat mereka terbengong, tidak mampu menjawab; shock dihadapkan dgn bukti bahwa Muhamad kecele ! Abu Bakr yg tahu Ali benar hanya bisa menjawab, “Yah, pokoknya gua diberi perintah begini and that’s the way it’s going to be.”

Kalau para sahabat dan kerabat terdekat Muhamad saja saling cekcok dgn sesama dan tidak menunjukkan cinta, kepercayaan dan kesetiaan terhdp sesama, mana kalau begitu level spiritualitas mereka ? Mana keimanan Islam mereka ? Mengapa menguap begitu cepat bahkan sehari setelah Muhamad mati ? Apakah “Royal Family” Islam tidak menganggap serius ajaran Islam, sampai membuangnya secepat kilat ?

-------------------------------
REFERENSI
...

3) Bukhari, Muhammad, “Sahih Bukhari”, Kitab Bhavan, New Delhi, India, 1987, translated by M. Khan

4) http://answering-islam.org/Silas/childbrides.htm

5) al-Misri, Ahmad, “Reliance of the Traveler”, (A Classic Manual of Islamic Sacred Law), translated by Nuh Ha Mim Keller, published by Amana publications, Beltsville, Maryland, USA 1991

6) Ibn Sa'd, (d. 852 A.D.), "Kitab al-Tabaqat al-Kabir", (Book of the Major Classes), Volume 2, translated by S. Moinul Haq, Pakistan Historical Society.

7) Muslim, A., "Sahih Muslim", translated by A. Sidiqqi, International Islamic Publishing House, Riyadh, KSA.

8) Abu Dawud, Suliman, “Sunan”, al-Madina, New Delhi, 1985, translated by A. Hasan

9) al-Tabari, "The History of al-Tabari", (Ta'rikh al-rusul wa'l-muluk), Volume 9, State University of New York Press, 1993. Translated by Ismail K. Poonawala





No comments: